Kerumunan massa pelayat warga Libya Senin kemarin (2/5) berteriak menuntut balas dendam sewaktu prosesi pemakaman putra bungus kedua Muammar Gaddafi, Saif al-Arab (29 tahun) yang tewas oleh serangan bom pesawat tempur NATO Sabtu lalu.
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi sendiri tidak terlihat menghadiri pemakaman anaknya, namun dua orang anaknya Saif al-Islam dan Muhammad menghadiri acara pemakaman, berkumpul bersama ribuan massa pro Gaddafi.
Massa pelayat saling berdesak-desakan untuk mendekat ke peti mati, yang terbungkus dengan bendera hijau polos Libya, pelayat yang melintas meneriakkan "Balas dendam untuk Anda, Libya."
Tiga dari cucu Gaddafi, bayi dan dua balita, juga tewas dalam serangan hari Sabtu lalu, yang lokasi target serangan oleh NATO dikatakan sebagai salah satu markas komando dan pusat kontrol rezim yang berkuasa.
Gaddafi dan istrinya berada di kompleks pada saat itu, namun lolos tanpa luka, para pejabat Libya mengatakan, sembari menuduh aliansi barat mencoba membunuh pemimpin Libya tersebut.
Massa pelayat saling berdesak-desakan untuk mendekat ke peti mati, yang terbungkus dengan bendera hijau polos Libya, pelayat yang melintas meneriakkan "Balas dendam untuk Anda, Libya."
Tiga dari cucu Gaddafi, bayi dan dua balita, juga tewas dalam serangan hari Sabtu lalu, yang lokasi target serangan oleh NATO dikatakan sebagai salah satu markas komando dan pusat kontrol rezim yang berkuasa.
Gaddafi dan istrinya berada di kompleks pada saat itu, namun lolos tanpa luka, para pejabat Libya mengatakan, sembari menuduh aliansi barat mencoba membunuh pemimpin Libya tersebut.