Saya tidak pernah menyangka bahwa tempo satu tahun sanggup membawa terlalu banyak kisah dalam milestone hidup saya. Saya juga tidak pernah mengira kalau kenyataan bisa lebih indah dari ekspektasi... hingga berkali-kali lipat. Yang saya tahu, dulu saya cuma bermimpi.
Mimpi saya tidak istimewa. Meski saya banyak mau, saya mulai bisa menyederhanakan inti dari segala cita-cita saya. Dan itu sederhana, mimpi yang sungguh bisa dikonstruksikan oleh otak manusia. Kemudian, langkah-langkah itu mulai nampak jelas, tidak lagi blur. Mimpi besar itu kian mungkin diraih.
Saya dapatkan mimpi masa kecil saya, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sepanjang 18 tahun hidup, menjadi bagian dari masyarakat ini adalah pencapaian terbesar saya. Saya bangga, bahagia tentunya. Usaha saya tidak sia-sia. Kebahagiaan holistik adalah ketika menghidupi mimpi, mewujudkannya jadi realita. Secara definisi tadi, saya sudah mencapai itu.
Saya rasa tahun pertama saya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sedikit banyak memberikan saya gambaran seperti apa dunia ke depannya. Lucu ya, dulu saya begitu naif. Saya dulu lihat dunia ini seperti kurva dua dimensi. Sempit sekali pandangan saya. Untungnya saya cukup adaptif. Jadi dunia perkuliahan terasa indah buat saya, dinamis dan menantang.
Dibalik keelokannya, hidup sekarang lebih keras. Saya sadari jadi mahasiswa bukan sekadar mendapatkan nilai di atas kertas. Saya sadari bahwa lulus dari sini saya bawa beban berat. Yang jelas, saya mesti berbobot. Itu tidak hanya menuntut saya untuk rela merongrong jadwal tidur. Tapi juga mau hati diobrak-abrik, otak dikontaminasi, dan jiwa dirusak. Saya tidak berlebihan. Sekarang benar kalau nasihat dulu berkata hidup itu harus tangguh.
Kalau saya rangkum, satu tahun ini rasanya hanya satu.... luar biasa. Malu sebenarnya ketika masih sering mengeluh, masih sering tidak bersyukur, masih sering tidak ikhlas mengerjakan tugas atau belajar. Malu sama diri sendiri ketika bilang ini mimpi saya. Saya dapatkan lebih. Saya dapat pengalaman tak terukur oleh materi, teman-teman yang tak terlupakan, dan masa depan yang sekarang rasanya lebih manis.
Meski beberapa saat ini saya agak limbung karena banyak cobaan, saya harus kembali, on track. Sederhananya agar nanti ketika ada yang bertanya kemana saja saya selama ini, saya bisa jawab kalau saya sedang.... menghidupi mimpi.
:)